Batman Begins - Help Select
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

VISI DAN MISI HIMATIKA STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP


VISI DAN MISI HIMATIKA STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP
VISI
Mewujudkan HIMATIKA sebagai organisasi yang kreatif, inovatif, kokoh, peduli terhadap keadaan masyarakat tanpa meninggalkan nilai akademik ,dan kompak, sehingga akan terbentuk suatu kekeluargaan, serta mengembangkan ilmu pendidikan matematika.

MISI
1.Mentransformasikan esensi Matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mewujudkan pengelolaan bidang yang terencana, terorganisir, efektif dan efisien.
3.Bersikap adil dan bijaksana serta mengembang amanah dengan penuh tanggung jawab melalui pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa pendidikan matematika.
4.Mempererat tali persaudaraan bagi seluruh mahasiswa pendidikan matematika.
5.Mengembangkan bakat dan minat mahasiswa Pendidikan Matematika.
6.Membentuk Mahasiswa Matematika yang aktif, kreatif dan kritis.
7.Menyelenggarakan pengabdian kepada mahasiswa matematika yang dapat meningkatnya kesejahteraan mahasiswa.
8. Menjalankan roda organisasi yang berkualitas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

LOGO HMJ MATEMATIKA STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP DAN MAKNANYA








LOGO HIMATIKA DAN MAKNANYA :
inti awalnya kita tdk terlepas dari lambang matahari kampus STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP.
MAKNA lainnya.
1.sigma sebagai salah satu simbol dalam matematika yang digunakan sebagai jumlah keseluruhan bilangan, nah itu dipakai untuk mengartikan bahwa dalam himpunan matematika keseluruhan mahasiswa(i) jurusan matematika sudah termasuk dalam himpunan.
2. simbol -+X/ sebagai identitas dalam matematika. nah kenapa saya memasang +- didepan sigma dan x / setelah sigma. itu artinya diluar himpunan kita biasanya hanya berteman dengan orang yang biasa" saja maupun menjauhi teman lainnya, tapi setelah masuk dalam himpunan maka kita akan mendapatkan berkali" lipat teman yang memiliki solidaritas dan saling berbagi satu sama lain.
3. warna merah sebagai lambang berani dan matematika itu sendiri,
4.warna putih melambangkan kedamaian dan kesucian.
5. warna hijau melambangkan religius atau tidak terlepas dari tuhan sekaligus kesuburan.
6. garis hitam tebal yang berarti sebuah pertahanan untuk hal yang akan mengganggu ketentraman HIMATIKA, artinya kita satu sama lain saling melindungi , sekaligus warna hitam sebagai tanda kedalaman ilmu, yang artinya banyak ilmu yang melingkupi himpunan kita
7.lingkaran sebagai tanda bahwa segala sesuatu itu berputar sesuai roda kehidupan serta tidak ada orang yang diistimewakan didalam himpunan
8. pita merah sebagai tanda perhatian dan dukungan terhadap jurusan matematika. sengaja saya pertahankan warna putih dari corel draw dipita, yang dilambangkan bahwa kita didalam himpunan masih banyak hal yang belum kita ketahui jadi tidak ada yang perlu di sombongkan.
9. tak lupa lambang bintang yang menunjukkan bahwa kita semua menggantungkan cita" bagaikan bintang..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Makalah konsep dan teori pendidikan


KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah pengantar pendidikan  ini. makalah ini dibuat sebagai Media untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

            Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah pengantar pendidikan ini. Oleh karena itu, saya berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana itu yang dimaksud dengan pendidikan.

            Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penempurnaan makalah ini saya mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.

            Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang telah membimbing dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

            Wassalamu alaikum Wr. Wb.


Pangkep,  MEI  2013
KETUA KELOMPOK



AGUS SALIM

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………1          

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang……………………………………………………………………………….3

1.2.Tujuan pendidikan…………………………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN

1.      Pengertian pendidikan…………………………………………...……………………...4

2.      Syarat-syarat pendidikan………………….……………………………………………5

3.      Komponen-komponen pendidikan……………………………………………………..5

4.      Lingkungan pendidikan………………………………………………………………...6

5.      Materi pendidikan………………………...…………………………………………….6

6.      Alat pendidikan………………………………………………………………………….6

7.      Hukuman ………………………………………………………………………………...6

8.      Tujuan pendidikan………………………………………………………………………7

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………………...8

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

pendidikan sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya pendidikan sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan social lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian ia sendiridihadapan kaca apakah penampilannya sudah wajar atau belum.

Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran agar proses pendidikan itu dapat tercapai.

1.2.  Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui apa itu pendidikan

2.      Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan

3.      Untik mengetahui faktor yang mempengaruhi pendidikan





BAB II
PEBAHASAN
KONSEP DAN TEORI PENDIDIKAN
1.PENGERTIAN PENDIDIKAN
                Pengertian pendidikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandangan hidup dan perkembangan kemajuan dicapai oleh bangsa atau para ahli dari suatu Negara dalam hal pendidikan. Beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan sebagai berikut :
·         DR. N. PERQUIN, S.J.
Mengatakan bahwa pendidikan adalah pertolngan dan pertumbuhan dari anak untuk menajadi orang yang bertanggung jawab sehingga mencapai kedewasaannya.
·         P.H. KOHNSTMIN
Personlijkeid in vording. Artinya pendidikan adalah menolong pertumbuhan manusia, tanpa merepotkan orang lain bias mendapatkan ketentraman batin yang dapat dicapainya.
·         Prof.Dr.A.SIGIT
Pendidikan berstandar atas lima faktor yang salng berhubungan dan mempengaruhi yaitu :
Ø  Faktor lingkungan atau milieu /sekitar
Ø  Faktor anak didik itu sendiri
Ø  Fakor pendidik
Ø  Faktor cita-cita atau tujuan
Ø  Faktor alat
Maksudnya tugas pendidikan ialah pendidikan memimpin, menolong, membimbing anak atau si terdidik, yang disesuaikan dengan sekitarnya, untuk mencapai suatu tujuan atau cita-citadengan penggunaan alat-alatnya dengan efisiensi sesuai dengan kebutuhan anak.
Maka sebagai pendidik adalah orang dewasa, normal dan bertanggung jawab. Sedangkan anak didikan yaitu suatu mahluk yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya membuuhkan bimbingan dari pendidikan untuk dapat mencapai hakekat pengabdiannya.
Sasaran pendidikan adalah mengusahakan agar anak didik dapat bediri sendiri sedangkan dalam mendidik dimaksudkan usaha yang dengan sengaja diadakan dan dengan mempergunakan alat pendidikan untuk membantu anak menjadi manusia yang bertanggung jawab.

2. SYARAT-SYARAT PENDIDIKAN
Situasi pendidikan terdapat dalam salah satu syarat-syrat pendidikan, karena hanya dengan situasi pendidikan ini baru dapat tercipta pergaulan pendidikan. Sedangkan pergaulan dapat tercipta, bila dalam situasi pendidikan/ pergaulan terdapat :
a.       Rasa aman dalam pergaulan pendidikan
Rasa aman dalam hal ini berarti rasa aman fifik dan pikhis. Hal ini dimaksudkan tidak ada ancaman bahaya fisik sedangkan aman dalam keadaan psikhis ialah sianak mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh.
b.      Kasih sayang dalam pergaulan pendidikan
o   Kasih sayang harus menjalani situasi pendidikan, memberikan rasa aman kepada anak, bukan hanya untuk sekarang atau rasa ini, melainkan jua rasa aman untuk masa depan
o   Kasih sayang yang dimaksudkan itu harus diporyeksikan kepada seluruh kepentingan perkembangan anak untuk menjadi seorang yang susila bertanggung jawab atas pilihannya diantara norma-norma yang berlaku dilingkungannya
o   Kasih sayang yang tidak menimbulkn keberanian kepada orang tua untuk menderita sendiri demi kepentingan anak dan untuk membuat anaknya menderita, adalah kasih sayang yang salah yang mengakibatkan penundaan.
3. KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN
                Komponen pendidikan adalah unsure-unsur adalah unsure-unsur yang terpaut satu dengan yang lain dalam situasi subyek dan obyek terlaksananya proses pendidikan. Komponen-komponen tersebut antara lain :
o   Anak didik atau anak yang dibimbing
o   Sipendidik atau orang yang memberikan bimbingan
o   Tujuan pendidikan
o   Lingkungan pendidikan
o   Pengaruh (materi) dalam memberikan bimbingan
o   Alat pendidikan
A.      Anak didik (si terdidik)
Anak didik adalh manusia-manusia yang mempunyai potensi-potensi dibawah lahir dengan kata lain memiliki kemampuan-kemampuan yang akan dikembangkan sesuai dengan pengaruh tempat kediaman/sekitarnya.
B.      Sipendidik
Yang dimaksudkan dengan sipendidik ialah orang pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah :
o   Keluarga (lingkungan keluarga)
o   Lingkungan sekolah
o   Lingkugan masyarakat
                Salah satu hal yang harus dimiliki oleh pendidikan ialah KEWIBAWAAN. Disamping hal tersebut diatas, hendaknya pula dimengerti bahwa sipendidik mempunyai tugas untuk mengover kewibawaan kepada anak didik. Pemeliharaan kewibawaan pendidikan menurut M.J.LANGEVELD terdidri dari 3 sendi yaitu  :
1.       Kepercayaan yaitu kepercayaan sipendidik akan menimbulkan anak didik merasa bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
2.       Kasih sayang terbagi dua yaitu penyerahaan diri kepada yang disayang (berkorban) dan pengendalian terhadap yang disayang.
3.       Kemampuan yaitu kemampuan mendidik dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan dari pengalaman-pengalaman.

C.      Tujuan pendidikan adalah mencapai nilai hidup yang mempunyai segi individualan dan kesosialan, perkembangan diri yang harmonis, serta mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk serta dapat pula mepertanggung jawabkan perbuatannya.

4.       LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Yaitu;
1.       Lingkungan keluarga yang memberikan dasar-dasar kepribadian kepada anak
2.       Lingkungn sekolah  yaitu melanjutkan atau mengembangkan dasar-dasar tersebut disamping memberikan pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan
3.       Dan lingkungan masyarakat befungsi membimbing proses social individu anak.

5.       MATERI PENDIDIK
Yaitu segala sesuatu yang telah diberikan kepada anak baik meliputi nilai hidup, kemasyarakatan, pengetahuan. Kecerdasan dan keerampilan.

6.       ALAT PENDIDIK
Yaitu tindakan atau perbuatan kondisi yang dengan sengaja untuk mencapai pendidikan. Tindakan dan perbuatan dimaksudkan segala  alat penunjang untuk memberikan tindakan terhadap anak didik.

7.       HUKUMAN
Tujuan menghukum karena melakukan pelanggaran. Dan umumnya berkenaan dengan kesusilaan dengan demikian hukuman berarti :
a.       Mengingatkan anak terhadap yang seharusnya dipatuhi.
b.      Menyadarkan dank terehadap pelanggaran yang dilakukannya
c.       Menyadarjan anak bahwa kepercayaan yang diberikan pendidik kepadanya telah disia-siakan.
Dan untuk mewujudkan hukuman tersebut dibutuhkan alat-alat pendidikan yaitu :
A.      Alat pendidikan yang positif
Yang tertuju supaya anak mengerjakan yang baik missal contoh atau tauladan yang baik
B.      Alat pendidikan yang negative
Yaitu contoh tauladan yang menakutkan seperti larangan. Ancaman, pengawasan dsb.
C.      Alat pendidikan yang prefesentatif
Misal memberikan pekerjaan atau kesibukan atau memberikan dorongan aktivty.


D.      Alat pendidikan yang refressif
Yaitu memberikan gambaran atas perbuatan yang baik dan memebarikan hukuman atas perbuatan yang tidak baik
E.       Alat pendidikan yang umum
Seperti pengajaran yang baik, ketertiban dsb
F.       Alat pendidikan yang menyenangkan atau menggembirakan ialah memberikan perasaan senang, seperti membenarkan, memuji dsb.
G.     Alat pendidikan yang tidak menyenangkan seperti teguran, peringatan dsb.

8.       TUJUAN PENDIDIKAN
LANGEVELD mengatakn tujuan pendidikan berpaut satu sama lain seperti ;
a.       Tujuan umum pendidikan yaitu membantu anak didik menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab atas pilihan atau perbuatannya.
b.      Tujuan umum
Pemberian bantuan ini hendaknya memperhitungkan :
a.       Sifat dan bakat anak didik
b.      Kemungkinan yang ada pada keluarga dan lingkungan anak didik
c.       Tujuan kemasyaratan yang dianut anak didik
d.      Tugas lembaga pendidikan sehubungan waktu dan tempat
c.       Tujuan tak lengkap
Seperti aspek kepribadian anak didik, misal aspek keindahan, kesusialaan, kecerdasan, keagamaan dll.
d.      Tujuan sementara seperti pembiasaan . tujuan ini disebut demikian karena dihentikan setelah anak didik sudah terbiasa melakukannnya.
e.      Tujuan insidentil atau tiba-tiba, misal ada seorang anak yang ingin menjadi serjana tapi sekonyong-konyong ayahnya meninggal sehingga ia hanya bisa masuk disebuah sekolah guru tapi tujuan utama tetap diusahakan.
f.        Tujuan intermediate atau tujuan perantara yakni tujuan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan akhir.




BAB III
KESIMPULAN


                  Pada dasarnya pendidikan itu sangat menunjang anak didik untuk menhadapi tantangan kedepan. Anak yang memiliki pendidikan pasti jauh berbeda dibanding anak yang tidak terdidik, karena pendidikan sendiri tu ialah petolongan dan pertumbuahan dari anak untuk menjadi orang yang bertanggung jawab sehingga mencapai kedewasaannya. Dengan demikian anak yang berpndidikan jauh lebih bertanggung jawab dibanding yang tidak terdidik. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan itu sendiri antara lain :
a.       Faktor lingkungan
b.      Faktor anak didik itu sendiri
c.       Faktor pendidik
d.      Faktor cita-cita atau tujuan
e.      Dan faktor alat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Makalah Keaktifan belajar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Rabbul Ghafur,Dzat pengampun dosa dan nista hamba, dialah Dzat tempat berlindung dan mengadu berbagai persoalan hamba, dialah Dzat yang menghidupkan dan mematikan setiap makhlukNya, atas hidayah , inayah dan kemurahanNya pula makalah tipis yang berjudul “ Sumber Belajar dalam Kontek Media Instruksional Edukatif “dapat diselesaikan.
            Apabila diteliti dari segi bahasa dan kalimatnya tentunya makalah ini tentunya akan mengkaji secara utuh tentang sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan media instruksional kependidikan.
            Makalah ini merupakan tugas kelompok untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sumber Belajar yang di bina oleh Dr. syamsudin MP.d . Maka dari itu terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada beliau karena telah membuka khazana keilmuan dalam diri Kami. Akhirnya takada gading yang tak retak demikian kata pepatah, oleh karena itu tegur sapa yang bersifat konstruktif dalam dunia pendidikan sangat kami nantikan, sebagai bahan perbaikan dan koreksi terhadap Kami.
           

                                                                                   



      Penyusun

              Agus salim




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB I PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------------------------------------------------3
BAB II PEMBAHASAN
A. HAKEKAT PENDEKATAN INQUIRI -------------------------------------------------------------------------------------------4
B. HUBUNGAN PENDEKATAN INQUIRI DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR ANAK DALAM PBM  ----------------------6
C. Penerapan Pendekatan Inquiri Dalam Kegiatan pembelajaran untuk Mengaktifkan Belajar Anak.--------------------6
A. INDIKATOR --------------------------------------------------------------------------------------------------------------6
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN--------------------------------------------------------------------------------------------------7
BAB II PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------8
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------------------------------------9

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG 
      Berdasarkan amanat UU no 20 tahun 2003, serta PP no 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Standar Proses Dinyatakan “ Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik dan psikologi peserta didik “(SISDIKNAS, fokus media).
      Sesuai dengan amanat undang-undang diatas maka diharapkan kualitas pembelajaran dikelas harus bersifat PAIKEM, yang dimana pembelajaran dikelas diharapkan siswa selalu aktif dalam proses pembelajaran dikelas sehingga tercipta suasana belajar yang efektif dan efisien.
     Tetapi seperti kita ketahui bahwa kualitas pendidikan kita dianggap oleh sebagian kalangan masih rendah yang disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari rendahnya kualitas guru, sampai sarana dan prasarana yang tidak lengkap. Kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh ketidak mampuan guru dalam menerapkan dan mengunakan pendekatan yang sesuai dengan mata pelajaran yang hendak diajarkan, sehingga apa yang menjadi indikator yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tidak maksimal tercapai dan diserap oleh siswa.
Pendekatan inquiri adalah salah satu pendekatan yang dianjurkan digunakan dalam pembelajaran IPA, merupakan pendekatan yang sangat menghargai keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga diharapkan tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar terserap secara maksimal oleh siswa. Tapi apakah pendekatan ini benar-benar efektif digunakan dalam pembelajaran IPA sehingga proses pembelajaran yang banyak mengaktifkan siswa dalam pembelajaran . itulah yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini adapun rumusan masalah yang diangkat adalah :
1) Hakikat dari pendekatan inquiri.
2) Dapatkah pendekatan inquiri meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam PBM ?
3) Bagaimana penerapan pendekatan inquiri dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan belajar anak ? 
BAB II
PEMBAHASAN



A. HAKEKAT PENDEKATAN INQUIRI.
Menurut Dr.wina sanjaya, Pendekatan Inquiri adalah “Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering disebut dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan .
Pendekatan inquiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan , pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lain. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan mengunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inquiri dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inquiri antara lain :
1.      Strategi inquiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiri selalu menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam pembelajaran , siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2.     Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian strategi pembelajaran inquiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan tehnik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiri.
3.     Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Namun sebaliknya, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

Strategi pembelajaran inquiri merupakan bentuk dari pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered aprroach). Dikatakan demikian sebab dalam strategi ini siswa memegang perang yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran inquiri akan efektif manakala:
1.      Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi inquiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar. 
2.     Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.      Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.      Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inquiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir
5.      Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.      Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.


Jika situasi diatas sudah tercapai maka pendekatan inquiri mudah dilaksanakan oleh guru. Adapun beberapa prinsip-prinsip penggunaan pendekatan inquiri yang harus diperhatikan oleh guru. Setiap prinsip itu akan kami jelaskan dibawah ini : 
1.      Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan mengunakan strategi inquiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu, setiap gagasan yang akan dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
2.     . Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering juga terjebak dengan kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3.      Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam mengunakan pendekatan inquiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam bertanya perlu di kuasai oleh guru.
4.      Prinsip belajar untuk berpikir 
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan seluruh otak baik otak kiri maupun otak kanan maupun bagian otak yang lain. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 
5.      Prinsip keterbukaan 
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan
Setiap pendekatan mempunyai keunggulan dan kelemahan. Tidak ada satu pendekatan pun yang sempurna termaksud pendekatan inquiri. Adapun keunggulan dari pendekatan inquiri antara lain :
1.     Pendekatan inquiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.      Pendekatan inquiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.      Pendekatan inquiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
4.      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.

Adapun kelemahan dari pendekatan inquiri adalah:
1.      Jika pendekatan inquiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan. 
2.      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.      Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikanya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pendekatan inquiri akan sulit diimplementasikan oleh guru.

B. HUBUNGAN PENDEKATAN INQUIRI DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR ANAK DALAM PBM 
Hubungan yang mungkin bisa dibangun antara lain 
1.      Belajar adalah aktivitas mental untuk memaknai suatu pengalaman. Keterlibatan mental adalah suatu yang pasti adanya dalam proses belajar. Keterlibatan mental (emosi) kearah belajar dipengaruhi oleh menarik dan menantang tidaknya materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Menarik dalam artian mampu memfokuskan perhatian siswa untuk melibatkan emosinya dalam belajar, penggunaan media apalagi media sebenarnya relevan akan hal ini. Menantang maksudnya suatu kondisi yang menuntut siswa untuk mencari tahu dan memecahkan sendiri masalah dalam pembelajaran. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang menuntut siswa untuk menemukan sendiri konsep hal dalam proses pembelajaran.
2.     Keaktifan belajar siswa dipengaruhi oleh suatu kondisi dimana guru dengan sengaja mempasifkan diri dalam PBM. Ingkuiri adalah suatu pandangan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai proses interaksi antara siswa dan guru maupun siswa dan lingkungan yang berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan atau directing agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya melalui interaksi mereka.
3.     Suasana pembelajaran yang menuntut siswa membangun sendiri konsep, hipotesis dan teori akan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif untuk menemukan sendiri. Suasana pembelajaran yang dimaksud adalah suasana pembelajaran yang ada dalam pendekatan inqkuiri.
4.      Suasana dimana murid aktif mencari dan memecahkan masalah. Atau menemukan konsep, hipotesis dan teori akan menuntut mereka untuk saling berinteraksi sesamanya dan interaksi murid dengan guru dalam konteks murid butuh pada guru bukan sebaliknya. 

C. Penerapan Pendekatan Inquiri Dalam Kegiatan pembelajaran untuk Mengaktifkan Belajar Anak.

Salah saru penerapan pendekatan ingkuiri dalam kegiatan pembelajaran dapat kita lakukan dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS. Disini kita akan lebih memfokuskan pada pembelajaran IPA saja. Mata pelajaran ipa berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsib-prinsib saja tetapi juga melibatkan proses penemuan. Disinilah diharapkan siswa menemukan sendiri apa yang terkandung di alam ini (Trianto,2007).mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur , berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Penerapan pendekatan inkuiri, dalam pembelajaran IPA sangat bagus jika untuk meningkatkan keaktifan siswa. Tentunya untuk menuangkannya harus melalui RPP atau indikator yang benar-benar mengaktifkan siswa,dan inilah contoh indikator yang akan dicapai.
A. INDIKATOR
Melalui penjelasan dan pengamatan guru diharapkan siswa mampu :
1. siswa dapat menjelaskan perbedaan berat jenis benda.


B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
• Kegiatan inti
- Guru mendemonstrasikan 2 buah benda yang akan diukur berat jenisnya.
- Guru mencampur bensin dan air dalam satu wadah kemudian membakarnya
- Siswa diminta memberi tanggapan kenapa api bisa menyala diatas air
- Siswa diminta menjawab kenapa api bisa padam setelah dibakar
- Siswa diminta menjelaskan sebab sehingga cairan bensin habis terbakar dan air tidak.
Setelah dibuat indikatornya,maka inilah simulasi pembelajaranya didepan kelas.
SIMULASI PEMBELAJARAN
Seorang guru IPA akan mengajarkan tentang perbedaan berat jenis antara air dan bensin. Setelah ia menyampaikan pokok bahasan kepada siswa yang diajarnya, guru tersebut kemudian menuangkan bensin dari dalam botol yang sengaja ia bawa kedalam sebuah cangkir yang ada dimejanya.. setelah itu, kemudian ia juga menuangkan air kedalam tempat yang sama. Sambil berlega sebagai seorang pesulap, pak guru kemudian menyalakan api dan meletakkannya diatas cairan itu. Apipun menyala. Seluruh siswa merasa heran melihat peristiwa itu. Secara serentak mereka bertanya: “mengapa bisa terjadi seperti itu? Bukankah bensin itu ada dibawah air?”
Pak guru Cuma bisa tersenyum sambil mengangkat bahunya.
“ya, mengapa api bisa menyala diatas air?” kata salah satu siswa.
“ya, mengapa?” timpal pak guru. “coba siapa yang bisa menebak kira-kira apa sebabnya!”
Seluruh siswa tampak seperti berpikir. Tiba-tiba seorang siswa bertanya sambil mengancungkan tanganya,”apakah air yang bapak tuangkan tadi lebih banyak dibandingfkan bensin?”
“Oh, tidak …”jawab pak guru.
“apakah itu disebabkan karena air bercampur dengan bensin?”
“ehm…bapak kira tidak, tuh…!”
Seluruh siswa terdiam sambil menatap nyala api yang kian mengecil dan akhirnya padam.
“nah, sekarang coba kalian lihat, apai telah pada. Kita coba sekarang bakar lagi…” kata pak guru sambil menyalakan kembali apinya dan meletakkannya kembali diatas cairan itu. Namun. Ternyata api tidak mau menyala. “ternyata api tidak mau menyalakan…!”
“ya…!” kata mereka serempak.
“apakah cairan itu telah habis…?”
“coba kalian lihat sendiri!”kata pak guru sambil memperlihatkan tempat air.”apa yang kamu lihat…?”
“cairanya masih ada…”
“cairan apa yang masih ada itu?” 
Kembali siswa terdiam untuk beberapa saat. Pak guru menatap siswa sambil memancing siswa untuk menjawab atau mengeluarkan pendapat. Namun, tidak ada seorang pun yang mampu berkata.
“nah, kalau begitu bapak akan coba membakar kembali cairan ini” kata pak guru. Namun, lagi-lagi api tidak mau menyala seperti pada demosntrasi yang pertama tadi. 
Tiba-tiba seorang siswa mengacungkan tangan sambil tersenyum. 
“saya tau jawabannya, pak! 
“bagus, coba apa?”
“cairan yang tersisa itu adalah air, pak!”
“Kenapa kamu bisa mengatakan demikian?”
“Sebab bensin sudah habis terbakar”
“Bagus. Kembali pada permasyalahan kita semula mengapa ketika air dicampur dengan bensin tadi terjadi nyala api…?”
“Apakah itu disebabkan karena bensin diatas air?”
“pendapatmu hampir tepat…!”
“bagaimana berat jenis air dan bensin itu”
“Bagus, coba kamu perjelas pertanyaannya!”
“Apakah air memiliki berat jenis yang lebih berat dibandingkan bensin?”
“Menurut kamu bagaimana…”
Siswa berpikir lagi 
“saya kira air memiliki berat jenis yang berbeda dengan bensin. Hal ini dapat dibuktikan dari proses nyalanya api tadi..”
Pak guru tersenyum puas, sambil mengangkat ibu jarinya.
BAB III
PENUTUP



3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran inquiri sangat menekankan pada keaktifan siswa karena strategi pembelajaran ini sangat menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran itu sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar dengan kata lain siswalah yang aktif menemukan sendiri bukan diberikan oleh guru.
Penerapan pendekatan inquri sangat cocok pad mata pelajaran IPA dan IPS karena disitu guru leluasa untuk membimbing siswa dalam menemukan sendiri materi pelajaran yang kana diajarkan oleh guru 

3.2 Saran
a.    Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, Pengunaan pendekatan pembelajaran inquiri harus diperhatikan  beberapa prinsip antara lain 
b.     Berorientasi pada pengembangan intelektual siswa olehnya itu diharapkan bagi seorang calon guru mempelajari pendekatan ini untuk diterapkan dalam pembelajara
c.    . Prinsip interaksi antara siswa dan guru maupun siswa dan lingkungan.
d.     Siswa harus diajarkan untuk berpikir sendiri agar dapat menemukan sendiri apa materi pelajaran yang dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,wina,2007.strategi pembelajaran.Jakarta:kencana media pratama
Trianto,2007.model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek.jakarta:prestasi pustaka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS