KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
dipanjatkan kehadirat Allah Rabbul Ghafur,Dzat pengampun dosa dan nista hamba,
dialah Dzat tempat berlindung dan mengadu berbagai persoalan hamba, dialah Dzat
yang menghidupkan dan mematikan setiap makhlukNya, atas hidayah , inayah dan
kemurahanNya pula makalah tipis yang berjudul “ Sumber Belajar dalam Kontek
Media Instruksional Edukatif “dapat diselesaikan.
Apabila
diteliti dari segi bahasa dan kalimatnya tentunya makalah ini tentunya akan
mengkaji secara utuh tentang sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan media
instruksional kependidikan.
Makalah
ini merupakan tugas kelompok untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sumber
Belajar yang di bina oleh Dr. syamsudin MP.d . Maka dari itu terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada beliau karena telah membuka khazana
keilmuan dalam diri Kami. Akhirnya takada gading yang tak retak demikian kata
pepatah, oleh karena itu tegur sapa yang bersifat konstruktif dalam dunia
pendidikan sangat kami nantikan, sebagai bahan perbaikan dan koreksi terhadap
Kami.
Penyusun
Agus salim
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------------------------------1
DAFTAR
ISI--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB I PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------------------------------------------------3
BAB II PEMBAHASAN
A. HAKEKAT PENDEKATAN INQUIRI -------------------------------------------------------------------------------------------4
B. HUBUNGAN PENDEKATAN INQUIRI
DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR ANAK DALAM PBM ----------------------6
C. Penerapan Pendekatan Inquiri
Dalam Kegiatan pembelajaran untuk Mengaktifkan Belajar Anak.--------------------6
A. INDIKATOR --------------------------------------------------------------------------------------------------------------6
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN--------------------------------------------------------------------------------------------------7
BAB II PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------8
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------------------------------------9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan amanat UU no 20 tahun 2003, serta PP no 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Standar Proses Dinyatakan “ Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik
dan psikologi peserta didik “(SISDIKNAS, fokus media).
Sesuai
dengan amanat undang-undang diatas maka diharapkan kualitas pembelajaran
dikelas harus bersifat PAIKEM, yang dimana pembelajaran dikelas diharapkan
siswa selalu aktif dalam proses pembelajaran dikelas sehingga tercipta suasana
belajar yang efektif dan efisien.
Tetapi seperti kita ketahui bahwa kualitas
pendidikan kita dianggap oleh sebagian kalangan masih rendah yang disebabkan
oleh banyak faktor, mulai dari rendahnya kualitas guru, sampai sarana dan
prasarana yang tidak lengkap. Kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh ketidak
mampuan guru dalam menerapkan dan mengunakan pendekatan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang hendak diajarkan, sehingga apa yang menjadi indikator yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran tidak maksimal tercapai dan diserap oleh
siswa.
Pendekatan inquiri adalah salah satu pendekatan
yang dianjurkan digunakan dalam pembelajaran IPA, merupakan pendekatan yang
sangat menghargai keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga diharapkan tujuan
yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar terserap secara maksimal oleh
siswa. Tapi apakah pendekatan ini benar-benar efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA sehingga proses pembelajaran yang banyak mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran . itulah yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini adapun rumusan masalah yang
diangkat adalah :
1) Hakikat dari pendekatan inquiri.
2) Dapatkah pendekatan inquiri meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam PBM ?
3) Bagaimana penerapan pendekatan inquiri dalam
kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan belajar anak ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT PENDEKATAN INQUIRI.
Menurut Dr.wina sanjaya, Pendekatan Inquiri adalah
“Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan”. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering
disebut dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
heuriskein yang berarti saya menemukan .
Pendekatan inquiri berangkat dari asumsi bahwa
sejak manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan
kodrat manusia sejak ia lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan
untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan , pendengaran,
penglihatan, dan indra-indra lain. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus
menerus berkembang dengan mengunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang
dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inquiri dikembangkan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi
pembelajaran inquiri antara lain :
1. Strategi inquiri menekankan pada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiri
selalu menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam pembelajaran , siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief). Dengan demikian strategi pembelajaran inquiri menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan
tehnik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiri.
3. Tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inquiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiri siswa
tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.
Namun sebaliknya, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia
bisa menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inquiri merupakan bentuk
dari pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered aprroach).
Dikatakan demikian sebab dalam strategi ini siswa memegang perang yang sangat
dominan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran inquiri akan efektif
manakala:
1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan
sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian
dalam strategi inquiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama
pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2. Jika bahan pelajaran yang akan
diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah
kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa
ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.
Jika guru akan mengajar
pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir.
Strategi inquiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang
memiliki kemampuan untuk berpikir
5. Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga
bisa dikendalikan oleh guru.
6.
Jika guru memiliki waktu
yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Jika situasi diatas sudah tercapai maka pendekatan inquiri mudah
dilaksanakan oleh guru. Adapun beberapa prinsip-prinsip penggunaan pendekatan
inquiri yang harus diperhatikan oleh guru. Setiap prinsip itu akan kami
jelaskan dibawah ini :
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari strategi inquiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini
selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan mengunakan
strategi inquiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan
sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses
berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti,
oleh sebab itu, setiap gagasan yang akan dikembangkan adalah gagasan yang dapat
ditemukan.
2. . Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru,
bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi
berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar
siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah.
Sering juga terjebak dengan kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi
itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang kemampuan
berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi
permasalahan yang dibicarakan sangat kurang atau guru justru menanggalkan peran
sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam mengunakan
pendekatan inquiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam bertanya perlu di kuasai oleh
guru.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan seluruh otak
baik otak kiri maupun otak kanan maupun bagian otak yang lain. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.
Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba
sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru adalah
menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan inquiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan
Setiap pendekatan mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Tidak ada satu pendekatan pun yang sempurna termaksud pendekatan
inquiri. Adapun keunggulan dari pendekatan inquiri antara lain :
1. Pendekatan inquiri merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi
ini dianggap lebih bermakna.
2. Pendekatan inquiri dapat memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.
Pendekatan inquiri
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman
4.
Keuntungan lain adalah
strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata.
Adapun kelemahan dari pendekatan inquiri adalah:
1. Jika pendekatan inquiri digunakan sebagai
strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan.
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya
memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikanya dengan
waktu yang telah ditentukan.
4.
Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka pendekatan inquiri akan sulit diimplementasikan oleh guru.
B. HUBUNGAN PENDEKATAN INQUIRI DENGAN KEAKTIFAN
BELAJAR ANAK DALAM PBM
Hubungan yang
mungkin bisa dibangun antara lain
1. Belajar adalah aktivitas mental untuk memaknai
suatu pengalaman. Keterlibatan mental adalah suatu yang pasti adanya dalam
proses belajar. Keterlibatan mental (emosi) kearah belajar dipengaruhi oleh
menarik dan menantang tidaknya materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
Menarik dalam artian mampu memfokuskan perhatian siswa untuk melibatkan
emosinya dalam belajar, penggunaan media apalagi media sebenarnya relevan akan
hal ini. Menantang maksudnya suatu kondisi yang menuntut siswa untuk mencari
tahu dan memecahkan sendiri masalah dalam pembelajaran. Pendekatan inkuiri
adalah pendekatan yang menuntut siswa untuk menemukan sendiri konsep hal dalam
proses pembelajaran.
2. Keaktifan belajar siswa
dipengaruhi oleh suatu kondisi dimana guru dengan sengaja mempasifkan diri
dalam PBM. Ingkuiri adalah suatu pandangan pembelajaran yang memandang
pembelajaran sebagai proses interaksi antara siswa dan guru maupun siswa dan
lingkungan yang berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu
mengarahkan atau directing agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya
melalui interaksi mereka.
3. Suasana pembelajaran yang
menuntut siswa membangun sendiri konsep, hipotesis dan teori akan mendorong
siswa untuk berpartisipasi aktif untuk menemukan sendiri. Suasana pembelajaran
yang dimaksud adalah suasana pembelajaran yang ada dalam pendekatan inqkuiri.
4.
Suasana dimana murid
aktif mencari dan memecahkan masalah. Atau menemukan konsep, hipotesis dan
teori akan menuntut mereka untuk saling berinteraksi sesamanya dan interaksi
murid dengan guru dalam konteks murid butuh pada guru bukan sebaliknya.
C. Penerapan Pendekatan Inquiri Dalam Kegiatan
pembelajaran untuk Mengaktifkan Belajar Anak.
Salah saru
penerapan pendekatan ingkuiri dalam kegiatan pembelajaran dapat kita lakukan
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS. Disini kita akan lebih
memfokuskan pada pembelajaran IPA saja. Mata pelajaran ipa berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan
prinsib-prinsib saja tetapi juga melibatkan proses penemuan. Disinilah
diharapkan siswa menemukan sendiri apa yang terkandung di alam ini
(Trianto,2007).mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur , berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data
hasil observasi dan eksperimen.
Penerapan pendekatan inkuiri, dalam pembelajaran
IPA sangat bagus jika untuk meningkatkan keaktifan siswa. Tentunya untuk
menuangkannya harus melalui RPP atau indikator yang benar-benar mengaktifkan siswa,dan
inilah contoh indikator yang akan dicapai.
A. INDIKATOR
Melalui penjelasan dan pengamatan guru diharapkan
siswa mampu :
1. siswa dapat menjelaskan perbedaan berat jenis
benda.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
• Kegiatan inti
- Guru mendemonstrasikan 2 buah benda yang akan
diukur berat jenisnya.
- Guru mencampur bensin dan air dalam satu wadah
kemudian membakarnya
- Siswa diminta memberi tanggapan kenapa api bisa
menyala diatas air
- Siswa diminta menjawab kenapa api bisa padam
setelah dibakar
- Siswa diminta menjelaskan sebab sehingga cairan
bensin habis terbakar dan air tidak.
Setelah dibuat indikatornya,maka inilah simulasi
pembelajaranya didepan kelas.
SIMULASI
PEMBELAJARAN
Seorang guru IPA akan mengajarkan tentang
perbedaan berat jenis antara air dan bensin. Setelah ia menyampaikan pokok
bahasan kepada siswa yang diajarnya, guru tersebut kemudian menuangkan bensin
dari dalam botol yang sengaja ia bawa kedalam sebuah cangkir yang ada
dimejanya.. setelah itu, kemudian ia juga menuangkan air kedalam tempat yang
sama. Sambil berlega sebagai seorang pesulap, pak guru kemudian menyalakan api
dan meletakkannya diatas cairan itu. Apipun menyala. Seluruh siswa merasa heran
melihat peristiwa itu. Secara serentak mereka bertanya: “mengapa bisa terjadi
seperti itu? Bukankah bensin itu ada dibawah air?”
Pak guru Cuma bisa tersenyum sambil mengangkat
bahunya.
“ya, mengapa api bisa menyala diatas air?” kata
salah satu siswa.
“ya, mengapa?” timpal pak guru. “coba siapa yang
bisa menebak kira-kira apa sebabnya!”
Seluruh siswa tampak seperti berpikir. Tiba-tiba
seorang siswa bertanya sambil mengancungkan tanganya,”apakah air yang bapak
tuangkan tadi lebih banyak dibandingfkan bensin?”
“Oh, tidak …”jawab pak guru.
“apakah itu disebabkan karena air bercampur dengan
bensin?”
“ehm…bapak kira tidak, tuh…!”
Seluruh siswa terdiam sambil menatap nyala api
yang kian mengecil dan akhirnya padam.
“nah, sekarang coba kalian lihat, apai telah pada.
Kita coba sekarang bakar lagi…” kata pak guru sambil menyalakan kembali apinya
dan meletakkannya kembali diatas cairan itu. Namun. Ternyata api tidak mau
menyala. “ternyata api tidak mau menyalakan…!”
“ya…!” kata mereka serempak.
“apakah cairan itu telah habis…?”
“coba kalian lihat sendiri!”kata pak guru sambil
memperlihatkan tempat air.”apa yang kamu lihat…?”
“cairanya masih ada…”
“cairan apa yang masih ada itu?”
Kembali siswa terdiam untuk beberapa saat. Pak
guru menatap siswa sambil memancing siswa untuk menjawab atau mengeluarkan
pendapat. Namun, tidak ada seorang pun yang mampu berkata.
“nah, kalau begitu bapak akan coba membakar
kembali cairan ini” kata pak guru. Namun, lagi-lagi api tidak mau menyala
seperti pada demosntrasi yang pertama tadi.
Tiba-tiba seorang siswa mengacungkan tangan sambil
tersenyum.
“saya tau jawabannya, pak!
“bagus, coba apa?”
“cairan yang tersisa itu adalah air, pak!”
“Kenapa kamu bisa mengatakan demikian?”
“Sebab bensin sudah habis terbakar”
“Bagus. Kembali pada permasyalahan kita semula
mengapa ketika air dicampur dengan bensin tadi terjadi nyala api…?”
“Apakah itu disebabkan karena bensin diatas air?”
“pendapatmu hampir tepat…!”
“bagaimana berat jenis air dan bensin itu”
“Bagus, coba kamu perjelas pertanyaannya!”
“Apakah air memiliki berat jenis yang lebih berat
dibandingkan bensin?”
“Menurut kamu bagaimana…”
Siswa berpikir lagi
“saya kira air memiliki berat jenis yang berbeda
dengan bensin. Hal ini dapat dibuktikan dari proses nyalanya api tadi..”
Pak guru tersenyum puas, sambil mengangkat ibu
jarinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran inquiri sangat menekankan
pada keaktifan siswa karena strategi pembelajaran ini sangat menekankan kepada
proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.
Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran itu sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa
dalam belajar dengan kata lain siswalah yang aktif menemukan sendiri bukan
diberikan oleh guru.
Penerapan pendekatan inquri sangat cocok pad mata
pelajaran IPA dan IPS karena disitu guru leluasa untuk membimbing siswa dalam
menemukan sendiri materi pelajaran yang kana diajarkan oleh guru
3.2 Saran
a. Berdasarkan kesimpulan yang
telah diuraikan, Pengunaan pendekatan pembelajaran inquiri harus diperhatikan beberapa prinsip antara lain
b.
Berorientasi pada
pengembangan intelektual siswa olehnya itu diharapkan bagi seorang calon guru
mempelajari pendekatan ini untuk diterapkan dalam pembelajara
c. . Prinsip interaksi antara
siswa dan guru maupun siswa dan lingkungan.
d. Siswa harus diajarkan untuk berpikir sendiri
agar dapat menemukan sendiri apa materi pelajaran yang dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,wina,2007.strategi
pembelajaran.Jakarta:kencana media pratama
Trianto,2007.model pembelajaran terpadu dalam
teori dan praktek.jakarta:prestasi pustaka